22 Oktober 2012

MODUL MENATA PRODUK

MODUL
MENATA PRODUK
KELOMPOK I




Disusun Oleh

1.Restiawan,S.AB
2.Nidya Astuti, SE
3.Erma Devi, SE
4.Seprima Yuli H, SE
5.Deviyanti, SE
6.Ria Angelina Sari, SE












PELATIHAN
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMK
KOMPETENSI KEAHLIAN PEMASARAN

2012
BAB  I
MENGINTERPRESTASIKAN  PERENCANAAN VISUAL
PENATAAN PRODUK

A. Pengertian Menata Produk

Penataan produk atau yang sering kita kenal dengan istilah display
adalah suatu cara penataan produk terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Untuk memperjelas arti dari display tersebut, William J.Shultz, “Display consist of simulating customers attention and interest in a product or a store, and desire to buy the product or patronize the store, through direct visual appeal”. Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung ( direct visual appeal ).

Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara untuk
memperoleh keberhasilan self service dalam menjual barang–barang. Hal ini dapat dilihat di supermarket. Adapun tujuan display digolongkan sebagai berikut :
1.  Attention dan Interest Customer
   Attention dan interest customer , yaitu untuk menarik perhatian
   pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-
   lampu, dan sebagainya.
2.  Desire dan Action Customer
      Desire dan action customer , yaitu untuk menimbulkan keinginan
      memiliki barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah
      memasuki toko, kemudian melakukan pembelian.
Selanjutnya, display dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1.   Window Display
      Window Display, yaitu Memajangkan barang-barang, gambar-gambar
      kartu harga, simbol-simbol, dan sebagainya dibagian depan toko yang
      disebut etalase.
2.   Interior Display
      Interior Display yaitu, Memajangkan barang-barang, gambar-gambar,
      kartu-kartu harga, dan poster-poster di dalam toko. Interior display
      dibagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
                  a.   Open display
Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatun tempat terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan, misalnya self display, island display (barang-barang diletakkan diatas lantai dan ditata dengan baik sehingga menyerupai pulau-pulau).                   
      b.   Closed display
Closed display, yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-barang tersebut tidak dihampiri tidak dipegang atau diteliti oleh calon pembeli, kecuali atas bantuan petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian.
                  c.   Architechtural Display
Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, misalnya di ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkapannya. Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena barang-barang dipertunjukkan secara realistis.
            3.   Exterior Display
      Exterior Display yaitu, Memajangkan barang-barang di luar toko,
      misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam. Display ini
      mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
                  a.   Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis.
      b.   Membantu para produsen yang menyalurkan barang-barangnya
            dengan cepat dan ekononomis.
                  c.   Membantu mengkoordinasikan Advertising dan Merchandising.
                  d.   Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari
                        pembungkus.
      e.   Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya
            pada hari raya, ulang tahun.
Selain ketiga macam display yang telah diuraikan di atas, perlu juga diperhatikan beberapa hal dalam display, yaitu sebagai berikut:

            1.   Store Design dan Decoration
      Store design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang berupa
      diantaranya simbol-simbol, lambing-lambang, poster-poster, gambar-
      gambar, bendera-bendera, dan semboyan. Tanda-tanda ini diletakkan
      di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design tersebut
      digunakan untuk membimbibing calon pembeli kearah barang
      dagangan dan member keterangan kepada mereka tentang penggunaan
      barang-barang tersebut. “decoration” pada umumnya digunakan dalam
      rangka peristiwa khusus, seperti penjualan pada saat-saat hari raya,
      natal, dan tahun baru.
            2.   Dealer Display
      Dealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan cara
      wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk
      tentang penggunaan produk. Dengan memperlihatkan kegunaan
      produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi
      peringatan kepada para petugas penjualan agar mereka tidak
      memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada
      dalam gambar tersebut.
                                                                       
B. Pasal   7    Undang  -   Undang   No.  8   Tahun   1999   tentang
    Perlindungan Konsumen
            1.   Pertimbangan Presiden Republik Indonesia

                  Undang – Undang Republik Indonesi Nomor 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen dengan rahmat Tuhan Yang MAha Esa, Presiden Republik Indonesia menimbang;
                  a.   bahwa pembanguanan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu
                        masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual
                        dalam era demokrasi ekonomi berdasrkan Pancasila dan Undang-
                        Undang dasar 1945.
                  b.   bahwa pembangunan perekonomian nasional pada era globalisasi h
                        harus dapat mendudkung tumbuhnya dunia usaha sehingga mampu
                        menghasilkan beraneka barang dan atau jasa.
                  c.   bahwa semakin terbukanya pasar nasional sebagi akibat dari proses
                        globalisasi ekonomi harus tetap menjamin peningkatan
                        kesejahteraan masyarakat serta kepastian atas mutu, jumlah, dan
                        keamanan barang dan atau jasa yang diperolehnya.
                  d.   bahwa untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen perlu
                        meningkatkan kesadaran, pengetahuan, kepedulian kemampuan
                        dan kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya serta
                        menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggung
                        jawab.
                  e.   bahwa ketentuan hukum yang melindungi kepentingan konsumen
                        di Indonesia belum memadai.
                  f.    bahwa kesadaran pertimbangan tersebut diatas diperlukan
                        perangkat peraturan perundang-unadang untuk mewujudkan
                        keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku
                        usaha sehingga tercipta perekonomian yang sehat.
                  g.   bahwa untuk itu perlu dibentuk undang-undang tentang
                        perlindungan konsumen.

            2.   Landasan Hukum Perlindungan Konsumen
                  Adapun kewajiban Pelaku Usaha yang tertuang dalam pasal 7 tersebut antara laian sebagai berikut;
                  a.   Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usaha
                  b.   Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
                        jaminan barang/jasa serta memberi penjelasan, perbaikan dan
                        pemeliharaan.
                  c.   memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur
                        serta tidak diskriminatif.                    
                  d.   Menjamin mutu barang/jasa yang diproduksi dan atau
                        diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu/jasa yang
                        berlaku.
                  e.   Memberikan kepada konsumen untuk menguji, dan mencoba
                        barang jasa tertentu serta memberi jaminan dan garansi barang
                        yang dibuat atau yang diperdagangkan.                                            
                  Pelaku usaha, disamping mempunyai kewajiban juga mempunyai hak. Hak pelaku usaha anatara lain sebagai berikut;
                  a.   Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dangan kesepakatan
                        mengenai kondisi dan nilai tukar barang/jasa yang diperdagangkan
                  b.   Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen
                        yang beritikad tidak baik
                  c.   Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam
                        penyelesaian hukum sengketa konsumen.      
                  d.   Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum
                        kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang/jasa yang
                        diperdagangkan.
                  e.   Hak –hak yang diatur dlam ketentuan peraturan perundang-undang
                        lainnya

C. Kode Etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia ( APLI )
                  1.   Ruang Lingkup Kode Etik  
                        Kode etik se- dunia diterbitkan oleh Federasi Sedunia Asosiasi Penjualan Langsung ( WFDSA). Kode etik ini juga berlaku untuk para anggota asosiasi nasional penjualan langsung yang tergantung pada WFDSA. Kode etik ini menyangkut hubungan anatar perusahan-perusahan penjualan langsung dan para penjual langsung disuatu pihak dan para konsumen dilain pihak, antara perusahaan penjualan langsung dengan anggota dan calon anggota independent/mandiri, serta diantara perusahan-perusahan penjual langsung sendiri.Kode etik ini bertujuan memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi yang sehat dalam rangka sisitem dunia usaha bebas, dan peningkatan citra umum dari kegiatan penjualan langsung.
                  2.   Istilah –Istilah mengenai Kode Etik
                        Untuk keperluan kode etik ini, istilah-istilah yang digunakan mempunyai arti sebagai berikut;
                  a.   Penjualan Langsung
                  b.   APLI ( Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia)
                  c.   Perusahaan Penjualan Langsung
                  d.   Penjual Langsung
                  e.   Produk
                  f.    Konsumen
                  g.   Penjualan
                  h.   Penjualan arisan
                  i.    Formulir pesanan
                  j.    Perekrutan
                  k.   Administrator kode etik
                  3.   Asosiasi
                        APLI berjanji untuk menganut suatu kode etik yang mencakup subtansi-subtansi dari ketentuan didalam kode etik WFDSA,UUPK, dan instansi pemerintah yang terkait, sebagai suatu syarat untuk menerima dan dipertahankan sebagai anggota WFDSA.
                 
                  4.   Perusahaan
                        Setiap perusahaan anggot APLI berjanji akan menaati kode etik sebagai syarat diterima menjadi dan dipertimbangkan sebagai anggota APLI.

                  5.   Penjual Langsung
                        Penjual langsung tidak terkait secara langsung oleh kode etik ini, tetapi perusahaan harus mewajibkan para penjual langsung untuk berpegang teguh pada ketentuannya ataupun pada peraturan-peraturan perilaku yang memenuhi standar perusahaan sebagai syarat keanggotaan pada perusahaan tersebut.

                  6.   Pengaturan Diri Sendiri
                        Kode etik ini adalah alat untuk mengatur diri sendiri dalam industri penjualan langsung.Kode etik ini bukan undang-undang dan kewajiban –kewajiban yang dibebankan untuk menuntut suatu perilaku etis yang melampaui tuntutan persyaratan hukum yang berlaku.

                  7.   Hukum
                        Perusahaan-perusahaan dan para penjual langsung dianggap telaah menaati persyaratan-persyaratan hukum. Oleh karena itu, kode etik ini tidak menyebutkan semua kewajiban hukum yang ada.

                  8.   Standar
                        Kode etik ini memuat standar perilaku etis bagi perusahaan penjualan langsung dan para penjual langsung.APLI  bisa mengubah standar ini asalkan subtansi kode etik tetap terpelihara atau tetap seperti yang telah dipersyaratkan oleh hukum nasional.

D. Segmentasi Pasar, Targeting, dan Positioning
                  1.   Segmentasi Pasar     
                        Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok,dimana tiap kelompok dapat dipilih sebagai pasar yang dituju untuk pemasaran suatu produk. Sedangkan pasar memiliki pengertian yang berbeda, menurut lingkupnya, yaitu sebagai berikut.
                  a.   Menurut penegrtian yuridis, pasar adalah tempat atau bursa dimana
                        saham-saham diperjualbelikan.
                  b.   Menurut pedagang, pasar adalah suatu lokasi atau tempat dimana
                        produk-produk tersebut diterima, dipilih, disimpan, da dijual.
                  c.   Menurut manajer, pasar adalah tempat atau letak geografis(kota,
                        desa) di mana manajer harus memutuskan menegenai distributor,
                        produk yang dijual, periklanan, salesman, dan sebagainya.
                  d.   Menurut ahli ekonomi, pasar adalah semua orang atau kelompok
                        yang memiliki perhatian, baik riil maupun potensial terhadap suatu
                        produk atau golongan produk.                                                           
                  e.   Menurut seorang pemasar, pasar merupakan semua orang,
                        kelompok usaha lembaga perdagangan yang membeli atau
                        cenderung untuk membeli suatu produk atau jasa.

                        Berdasarkan motif beli dari para konsumen untuk membeli suatu produk, pasar dapat dibagi atau dikelompokkan sebagai berikut;
                  a.   Pasar konsumen, yaitu sekelompok pembeli barang-barang dan
                        jasa-jasa untuk dikonsumsi dan bukan untuk dijual atau untuk
                        diproses lebih lanjut.
                  b.   Pasar produsen, yaitu pasar yang terdiri atas individu-individu atau
                        organisasi yang memerlukan barang-barng dan jasa-jasa untuk
                        diproses atau diproduksi lebih lanjut dan kemudian dijual dan
                        disewakan.
                  c.   Pasar dagang,yaitu pasar yang terdiri atas individu-individu atau
                        organisasi-organisasi yang biasanya disebut perantara penjualan
                        atau distributor yang memerlukan barang-barang untuk dijual
                        dengan tujuan memperoleh laba.
                  d.   Pasar pemerintah, yaitu pasar dimana terdapat lembaga-lembaga
                        pemerintahan seperti departemen, direktorat, kantor, dan instansi
                        lainnya
                  e.   Pasar internasional, yaitu pasar yang meliputi beberapa atau semua
                        Negara didunia.Tujuan pembelian dalam pasar ini adalah
                        memenuhi kebutuhan pribadi atau rumah tangga, mendapatkan
                        laba dengan menjual lagi barang tersebut
                        Tujuan adanya segmentasi pasar adalah sebagai berikut;
                  a.   Menyalurkan uang dan usaha kepasar potensial yang paling
                        menguntungkan.
                  b.   Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar.
                  c.   Menentukan cara-cara promosi yang paling tepat bagi perusahaan
                  d.   Memeilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan
                        bagaimana mengalokasikan sevara baik.
                  e.   Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi
                  f.    Para penjual atau perusahaan akan berbeda dalam posisi yang lebih
                        baik untuk menempatkan serta membandingkan kesempatan-
                        kesempatan atau harapan-harapan dlam pemasaran sehingga dapat
                        mempelajari kebutuhan tiap segmen.
                  g.   para penjual dapat mengunakan pengetahuannya untuk menangapi
                        usaha pemasran yang berbeda-beda sehingga dpat mengalokasikan
                        anggarannya dengan lebih tepat terhadap berbagai segmen.
                  h.   Penjual dapat mengatur lebih baik produknya dan cara pemasaran  
                        Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif,maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokan pasar berikut;
                  a.   Measurability, yaitu cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu pemebli harus
                        dapat diukur atau dapat didekati
                  b.   Accesibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secar
                        efektif memusatkan usha pemasrannya pada segmen yang telah
                        dipilih
                  c.   Demograpich variables, yaitu pengelompokkan pasar dengan
                        menggunakan variable-variabel kependudukan.
                  d.   Psychograpich variables, yaitu pengelompokan pasar dengan
                        mengunakan sifat pemberani, bebas, tidak bebas, konservatif,
                        liberal, ardikal. Leadership dsb.
                  e.   Buyer behaviour variability, yaitu pengelompokan pasar dengan
                        mengunakan ukuran rata-rata pamakian.       

                  2.   Target Pasar
                        Defenisi strategi menurut Kenneth R. Andrew ynag diterjemahkan Bukhori Alma dalam buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijakan utama, dan merencanakan untuk mencapai tujuan serta menrinci jangkauan bisnis yang akan dikejar perusahaan. Pengertian dan perbedaan antara startegi pemasaran dan strategi penjualan. Keterangan sebgai berikut;
                  a.   Konsep pemasaran berasal dari kata dasar pasar(market), yaitu
                        adanya potensi permintaan (demand),diantaranya dari orang-
                        orang terhadap produk
                  b.   Konsep penjualan berorientasi pada pola produk yang sudah hadir
                        dan selanjutnya diupayakan agar produk tersebut dapat laku terjual.
                  c.   Konsep pemasaran berorientasi pada pemuasan dan untuk
                        kepuasan pasar, sedangkan konsep penjualan berorientasi pada
                        hasil penjualan dan keuntungan.
                  d.   Proses penjualan merupakan bagian dari pemasaran. Pemasaran
                        bertolak dari posisi sebelum kehadiran produk, sedangkan
                        penjualan berposisi sesudah kehadiran produk.

                        Tujuan dari stratyegi pemasran  di antaranya untuk
                  a.   mengetahui kebutuhan pasar
                  b.   produsen menghadirkan produk sesuai permintaan
                  c.   upaya menyalurkan produk kepada konsumen ekhir agar laku
                        terjual dengan harga layak.

                        Target pasar adalah memilih kelompok konsumen mana yang akan dilayani dlam penjualan. Penyusunan target pasar dpat dilakukan dengan cara sebagai berikut;
                  a.   Mengenali dan mengevaluasi factor-faktor criteria target pasar
                        yang akan digunakan untuk proses seleksi.
                  b.   Menerapkan faktor-faktor tersebut untuk memilih dan menentukan
                        pasar target.
                        Dalam menentukan target pasar perlu diperhatikan factor-faktor yangh mempengaruhi dalam penentuan segmentasi pasar yang akan dituju oleh perusahaan, yaitu;
                  a.   Ukuran Segmen
                  b.   Pertumbuhan segmen
                  c.   Posisi persaingan
                  d.   Biaya untuk mencapi segmen
                  e.   Kesesuaian tujuan dengan kemampuan perusahaan.
                        Ancaman-ancaman persaingan tersebut meliputi berikut ini;
                  a.   pesaing yang ada sebelumnya
                  b.   Pendatang baru
                  c.   Produk pengganti
                  d.   Meningkatnya kemampuan menawar
                  e.   Meningkatanya harga produk

                  3.   Positioning dalam Startegi Pemasaran
                        Langkah-langkah dalam perumusan strategi pemasran, khususnya dalam bisnis eceran, seperti halnya di Sarinah Departemen Store adalah menentukan segmentasi pasar, menentukan target pasar, dan terakhir menentukan positioning. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai beriku;
                  a.   Segmentasi Marketing
                        Segmentasi pemasaran dapat direncanakan melalui kerangka
                        informasi konsumen serta keputusan yang bisa diambil melalui
                        refenisi analisis pasar.
                        1.   Demografis atau geografis
                        2.   Psikografis atau life style
                        3.   Perilaku pembelian
                        4.   Media apa yang tepat digunakan agar penggan dapat dijangkau
                  b.   Target pemasaran
                        Dari keempat butir segmentasi pemasaran maka dapat disimpulkan
                        Dan ditentukan target sasaran konsumen yang sebenarnya.
                        1.   Dari segi jenis kelamin
                        2.   Dari segi pendidikan
                        3.   Dari segi pendapatan
                        4.   Dari segi ukuran keluarga
                        5.   Dari segi etnis
                  c.   Positioning marketing
                        Setelah dapat ditentukan target pemasarannya, kemudian tentukan
                        Sikap, tindakan dan kedudukan sesuai tingkatnya, ayitu melalui
                        hal-hal berikut ini;
                        1.   Produk
                        2.   Harga
                        3.   Place
                        4.   Promosi
                                                                                                                       
E. Jenis dan Spesifikasi Barang
                  
Menurut William J. Stanton. Barang (produk) adalah sekumpulan
               atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (in tangible) di dalamnya
               sudah tercakup nama, harga, kemasan, prestise, pabrik, prestise pengecer
               dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin dapat diterima
               oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya atau
               kebutuhannya.
               1.   Kelompok Barang Berdasarkan Kepuasan Segera dan Kesejahteraan 
                     Konsumen Jangka Panjang
                     a.            Solutary Product
                           yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah,
                           tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada
                           konsemen dalamjangka panjang.    
                     b.   Deficient Product
                           yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik tinggi, tetapi
                           tetap mempunyai manfaat untuk konsemen.          
                     c.            Pressing Product
                           yaitu barang –barang yang segera memberikan kepuasan kepada
                           si pembeli, akan tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi para
                           pemakai barang tersebut.
                     d.   Desirable Product
                           yaitu yang barang dapat memberikan kepuasan dengan segera
                           dan dapat bermanfaaf bagi kehidupan manusia.

               2.   Kelompok Barang Menurut Tujuan Pemakaian
                     a.            Barang Konsumsi (Consumer Goods)
                           Barang Konsumsi (Consumer Goods) adalah barang-barang
   untuk dikonsumsikan atau dipakai sendiri oleh anggota
   keluarganya. Pembelian didasarkan atas kebiasaan membeli dari
                           konsumen. Consumer goods dapat dibedakan menjadi 4 (empat)
                           golongan, yaitu :
                           1).  Convenience Goods , ( barang kebutuhan sehari-hari)
                                 ialah barang-barang yang biasanya dibeli oleh konsumen
                     secara seringkali atau kadang-kadang dan dengan
                     pengorbanan-pengorbanan/usaha-usaha yang minimum di
                     dalam membandingkan/memilih dan membelinya. Contoh :
                     rokok, sabun, gula, Koran dan sebagainya.
   2).  Shopping Goods, ( barang belanjaan)
         Barng yang pembeliannya perlu dipertimbangkan, harga
         relative mahal, perbandingan mutu, dan lain- lain misalnya
         mobil, peralatan rumah tangga dan pakaian.
                           3). Specialty Goods  ( barang khusus )
                                 Merupakan barang dengan cirri khas yang mampu menarik
                                 konsumen dalam belanja, misalnya mobil mewah dan gaun
                                 malam yang mewah.
                           4)   Unsought Goods, ( barang yang tidak dicari )
         adalah barang yang tidak diketahui ataudiketahui oleh
         konsumen tetapi biasanya tidak terpikir untuk membelinya
         misalnya asuransi jiwa, batu nisan dan tanah kuburan .
                     b.   Barang Industri (Industrial Goods)adalah barang yang dibeli
   untuk diproses kembali atau untuk kepentingan dalam industri.
   Jadi pembeli barang industri ini adalah perusahaan, lembaga atau
   organisasi termasuk organisasi nonlaba.Barang industri dapat
   digolongkan sebagai berikut;
   1)   Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya
         masuk dalam produk jadi anatara lain;
         a.            Bahan baku
         b.   Bahan jadi dan suku cadang
   2)   Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk kehasil
         barang jadi akhir. Barang ini meliputi
         a.            Instaklasi
         b.   Peralatan ekstra
   3)   Pembekalan dan pelayanan(supplies and service)
         a.            Pembekalan operasional
         b.   Jasa nasihat bisnis

               3.   Barang – Barang di Supermarket
                     Barang dikelompokkan menjadi tiga yaitu barang supermarket,
                     Barang fresh, barang fashion. Barang supermarket meliputi
                     departemen-Departemen berikut ini.
                     a.   Departemen Food
                           Departemen food, yaitu meliputi semua makanan, khususnya
                           makanan ringan ( snack) yang banyak dikonsumsi oleh anak-
                           anak .
                           1.   Milk dan milk product ( susu anak bayai sampai dewasa)
                           2.   Biscuits (sejenis wafer dan cracker )
                           3.   Drink(jenis minuman berenergi, obat, soda atau jus)
                           4.   Canned food(makanan yang diawetkan dalam kaleng)
                           5.   Snack( makanan ringan termsuk hasil industri rumah tangga)
                           6.   seasoning(aneka macam bumbu masak lokal, nasional)
                           7.   Local basic( sembilan bahan pokok atau sembako)
                           8.   Bakery (seperti roti tawar, roti manis dsb)
                           9.   Baking needs(jenis-jenis bahan untuk pembuatan kue)
                           10. Candies dan chocolate( permen dan coklat)
                     b.   Departemen Nonfood
                           Departemen nonofood, yaitu meliputi barang-barang selain
                           makanan
                           1.   Hair care(aneka bahan untuk perawatan rambut)
                           2.   Body care( aneka bahan untuk perawatan tubuh)
                           3.   Skin care( aneka bahan perawatan kulit)
                           4.   Mouth care( aneka bahan perawatan gigi)
                           5.   Cleaning aid(aneka bahan untuk pembersih & pengharum
                                 lantai)
               c.   Departemen House Hold
                           Departemen house hold adalah perlengakapan rumah tangga
                           1.   Electrical( peralatan yang menggunakan listrik)
                           2.   Party wear(perlengkapan pesta)
                           3.   Seasonal goods(barang musiman)
                           4.   Luggage(tas dan koper)
                           5.   Hard ware(perlengkapan untuk bengkel)
                  d.      Departemen Toys
                           Departemen toys adalah sarana atau tempat atau barang-barang
                           yang disediakan khusus anak-anak. Jenis toys terdiri atas berikut
                           ini.
                           1.   Soft toys( maianan yang lembut untuk perempuan)
                           2.   Battered operated toys for boys( aneka perlengkapan
                                 mainanananak laki-laki)
                           3.   Battered operated toys for grils( aneka perlengkapan
                                 Mainanan anak perempuan)
                           4.   Games( permaian tradisional dan internasional)
                           5.   Education toys the other(aneka maian untuk pendidikan )
                  e.      Departemen Stationary
                           Departemen stationary meliputi semua peralatan tulis dan kantor,
                           1.   Pensil
                           2.   Penghapus
                           3.   Penggaris
                           4.   Perlengkapan computer
                           5.   Perlengkapan mesin ketik dsb,






F. SOP(Standar Operating Procedure) Penataan Produk dari
     Suatu Perusahaan
                    SOP penataan produk adalah langkah-langkah yang harus ditempuh
               Pada penataan produk yang dijadikan acuan(standar) dalam penataan
               untuk menarik perhatian konsumen untuk kepurtusan membeli.
               Visual merchadising adalah penataan produk yang tujuannya untuk
               menarik perhatian konsumen, perlengkapan-perlengkapan yang
               diperlukan dalam menyusun mechandising diantaranya adalah label dan
               display yang lebih jelasnya adlah sebagai berikut:
               1.   Labelling
                     Ketentuan label harus memuat informasi tentang:
                     a. tanggal receiving
                     b. kode barang ( PLU)
                     c. kode supplier
                     d. bar code
                     e. harga jual( tidak selalu ada)
                     f.  memeriksa kesesuaian antara brand(merk)articl(tipe)size(ukuran)
               2.   Display
                     Display adalah suatu tindakan menampilkan, menaruh, meletakkan
                     Produk pada suatu tempat sedemikian rupa sehingga menarik
                     perhatian.SOP display diswalayanuntuk barang supermarket paling
                     awal yang harus diperhatikan adalah penggunaan ruangan.
                     Penggunaan ruangan harus disesuaikan dengan hal berikut ini;
                     a.   Kategori Produk
                     b.   Ukuran Kemasan
                     Pendukung pen – display-an yang baik diantaranya seperti berikut;
                     a.   POP
                           POP merupakan suatu himbauan yang ditujukan kepada pembeli
                           agar timbul keinginan untuk membeli
                     b.   Peralatan display barang supermarket
                           Alat display yang dipergunakan dalam penataan produk
                           supermarket terdiri atas berikut ini;
                           a.      Gondola
                           b.   Chelving
                           c.      Showcase
                           d.   Showcase chiller
                           e.      Frozen island
                           f.    Wagon
                           g.   Single book
                           h.   Hambalan
                           i.    End gondola
                     c.   Istilah dan perlengkapan display barang supermarket
                           a.      SKU, keterangan yang menunjukkan nama produk, harga,
                                 nomor, PLU produk
                           b.   Bay, yaitu susunan pemejangan produk dirak baris kebawah
                           c.      Tier, yaitu barisan pemajangan produk kebelakang
                           d.   Face, yaitu pemajangan produk tampak muka harus
                                 menghadap kedepan, jangan terbalik, miring dsb
                           e.      POP ( Point of Purrchase), yaitu keterangan mengenai nama
                                 produk, harga ataupun sarana Bantu promosi penjualan.
                           f.    Floor display, yaitu pemajangan pada lantai
                           g.   COC ( Check on Counter ), yaitu pemajangan produk yang
                                 menempel didepan kassa
   h.   PLU ( Price Look Up Unit ), yaitu nomor identitas barang
         yang berfungsi untuk pencatatan komputerisasi.
   i.    Piramid, yaitu hambalan yang terdiri atas dua tingkat untuk
         pemajangan floor display
                     d.   Cara penataan produk supermarket
                           Cara-cara dalam penataan produk supermarket diantaranya
                           adalah berikut ini;
   1)   Barang supermarket yang akan ditempatkan hendaknya
         berurutan terdiri atas beberapa jenis barang , antara lain;
         a.            barang yang sangat dibutuhkan oleh konsumen
         b.   Barang yang sama efisien penggunaannya
                                                                                                                                    c.            barang yang sedang tren
         d.   barang yang berkualitas baik, dan
         e.            barang yang berprestasi
   2)   Brand blocking secara vertical
         Yaitu penempatan barang supermarket yang sejeniss berderet
         Kearah vertical atau bawah dan merek barang juga harus
         terlihat dibagian muka secara vertical.Penempatan barang
         secara vertical berarti menempatkan barang ;
         a.            dari atas kebawah secara sistematis
         b.   disusun sesuai jenis dan klasifikasinya
         c.            barang disusun berdasarkan ukuran, dari yang terkecil
               sampai yang terbesar atau sebaliknya
         d.   warna barang disusun dari warna muda sampi warna tua
         e.            harga barang diletakkan dari harga murah keharga mahal
         f.    barang disusun dari atas kebawah atau sebaliknya
               menurut jenis kategori, bentuk, dan sifatnya.

F.  Keterampilan dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual Penataan
     Produk
                           Dalam melakukan prsktik menginterprestasikan perencanaan VM
Maka langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut;
   1.   Memilih segemnn pasar yang dijadikan target penentuan dan kebijakan
         dalam pengadaan barang.
   2.   Mengidentifikasi barang supermarket yang akan dijual.
   3.   Menata produk sesuai prosedur perusahaan
   4.   Melaksanakan kode etik APLI bagian II

G.  Sikap Dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual Penataan
      Produk Dibutuhkan Sikap Yang Baik Dengan Dasar SOP, Yaitu;
   1.   Cermat
         Harus cermat saat menginterprestasikan perencanaan visual tersebut
         Diantaranya
         a.      Spesifikasi barang dengan yang benar
         b.   Berdiri, duduk, dan gerakan sesuai kebutuhan
         c.      Berbicara jelas dan lantang
   2.   Teliti
         Pelayanan harus teliti dalam menginterprestasikan visualisasi penataan
         produk diantaranya dapat dilakukan dengan cara;                   
         a.      Memperhatikan setiap proses yang akan dilaksanakan
         b.   Periksa dokumen barang yang ditata, apakah telah dipasang/belum

   3.   Tanggung Jawab
         Pelayanan harus bertanggung jawab dalam menginterprestasikan visualisasi
         Penataan produk sesuai dengan tingkat wewenang pada perusahaan tersebut;
         a.      Menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega
         b.   Disalurkan pada petugas yang berwenag diperusahaan
         c.      Meneruskan kembali proses penataan dengan benar.


                                                                                
BAB II
Memonitor
Penataan atau Display Produk

A.  Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

               Hak dan kewajiban konsumen antara lain sebagai berikut;
            1.   Hak Konsumen
                  a.   Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
                        mengonsumsi barang atau jasa.
                  b.   Hak untuk memiliki barang dan jasa serta mendapatkan barang dan
                        jasa tersebut dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
                        dijanjikan.
                  c.   Hak atas informasi yang benar, jelas, jujur mengenai kondisi dan
                        jaminan barang atau jasa.
                  d.   Hak untuk didengar pendapat atau keluhannya atas barang dan jasa
                        yang digunakan.
                  e.   Hak untuj mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya
                        penyelesaian sengketa perlindungan secara patut dan baik.
              
            2.   Kewajiban Konsumen
                  Kewajiban konsumen disebutkan pada pasal 5 anatara lain sbb;
                  a.   Membaca dan mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakai
                        atau permanfaatan barang atau jasa demi keamanan dan keselamatn                                                b.      Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian.
                  c.   membayar sesuai dengan nilai tukar yang telah disepakati
                  d.   Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan
                        konsumen secara patut.          

B.  Kode Etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia ( APLI) Bagian 2
      tentang Perilaku terhadap Konsumen 
              
                           Dalam  kode etik APLI bagian 2 diuraikan perilaku penjual atau
            perusahaan terhadap konsumen sebagai berikut;
     
            1.   Perilaku terhadap konsumen
                  a.   Praktik- praktik terlarang
                  b.   Identifikasi
                  c.   Penjelasan dan peragaan
                  d.   Menjawab pertanyaan



            2.   Hal-hal yang harus Diperhatikan oleh Penjual Langsung atau
                  Perusahaan.
                  a.   Formulir pesanan
                  b.   Janji-janji lisan
                  c.   Penyejukan dan pengembalian barang
                  d.   Jaminan dan layanan purnajual
                  e.   Literatur
                  f.    Kesaksian
                  g.   Perbandingan dan pencemaran
                  h.   Hormat pada hak pribadi
                  i.    Kewajaran ( keadilan)
                  j.    Penyerahan barang
                  k.   daftar harga

C.  Segmentasi Pasar, Targeting, dan Positioning
      1.   Segmentasi Pasar
            Walaupun sebelumnya telah diajarkan tentang segmentasi pasar, berikut ini akan dijelaskan kembali hal lain tentang segmentasi pasar tersebut. Dalam penentuan segmentasi pasar dapat ditentukan dengan cara menjawab pertanyaan berikut ini;
            a.   Siapa pelanggan yang akan membeli produk yang akan dijual
            b.   Apa yang dikehendaki oleh pelanggan
            c.         Apa yang dibeli pelanggan
            d.   Dimana pelanggan dapat dijangaku
     
      2.   Targeting ( Target Pasar )
            Target pasar adlah memilih kelompok konsumen mana yang akan dilayani.
Dalam menentukan target pasar, khususnya dalam produk Fashion terlebih dahulu
Sasaran pelanggan mana yang akan dilayani sesuai dengan potensi tempat perusahaan berada, misalnya sebagai berikut;
            a.         Apakah target  yang akan diambil berdasarkan geografis
            b.   Apakah target yang akan diambil berdasarkan demografis
            c.         Apakah target yang diambil itu berdasarkan produk yang dikehendaki       
                  pelanggan
            d.   Produk apakah yang banyak dibeli pelanggan
            e.         Apakah pelanggan tersebut dapat dijangkau dari tempat pembelanjaan
           
      3.   Positioning
            Setelah dapat ditentukan target pemasaran, kemudian tentukan sikap tindakan da kedudukan sesuai tingkatnya melalui berikut;
            a.         Produk
            b.   Harga
            c.         Place
            d.   Promosi
D.  Pengetahuan Tentang Barang
            1.   Pengertian Produk Fashion
                  Produk Fashion adalah sebuah produk yang mempunyaio ciri-ciri khusus yang tepat dan mewakili style yang sedang trend ala suatu kurun waktu tertentu.
 Sebuah produk dikatakan “ Fashionable” jika produk –produk tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut;
            a.   Konsumen bersedia untuk meluangkan waktu, uang, dan tenaganya
                  untuk memperoleh produk ini.
            b.   Merupakan produk yang dapat mempertinggi image retailer dan traffic
                  konsumen
            c.         Merupakan produk berbeda dengan produk sejenis ( dalam hal style)
                  yang dikeluarkan oleh competitor.
Sementara itu seorang pemerhati mode akan melihat produk yang fashionable berdasarkan hal-hal sebagai berikut;
            a.         Produk yang berorientasi pada kehidupan masyarakat disekitarnya
            b.   Produk yang dapat memberikan kesenangan pada dirinya
            c.         Produk yang memungkinkan pemakianya dapat diterima secara
                  terbuka dilingkungannya
            d.   Produk yang memungkinkan pemakianya dapat menonjolkan diri                                                dilingkungannya
            e .  Produk yang memungkinkan pemakianya mendapatkan rasa percaya
                  diri yang tinggi
            f.    Produk yang memiliki nilai estetika dan dapat dijadikan sebagai
                  gambaran status sosial bagi pemakainya.

            2.   Kriteria Barang Fashion
                  Barang fashion kriterianya ada yang disebut dengan barang putus dan ada pula barang konsinyasi.
            a.         Barang Putus
                  adalah barang yang dibeli dengan system putus artinya segala sesuatu
                  setelah barang tersebut dibeli menjadi resiko pembeli.
            b.   barang Konsinyasi
                  adalah barang milik supplier yang dititipkan. Barang ini ditempatkan
                  discounter dan dijaga oleh Sales Promotion Grils( SPG). SPG lah yang
                  bertanggung jawab terhadap barang dan juga pelayanan terhadap
                  konsumen.
     
            3.   Lingkup Produk Fashion
                  Pengelompokan produk fashion secara garis besar, ada pakaian wanita dan ada pula pakaian pria.
            a.   Pakaian Wanita
                  1)   Lingerie ( Pakaian dalam)
                  2)   Dresses( pakaian sehari hari)
                  3)   Evening Chlotes ( pakaian malam)
                  4)   Suits
                  5)   Winter wear
                  6)   Sportwear ( pakain olahraga)
            b.   Pakaian Pria
                  1)   Tailored clothing
                  2)   Furnishing
                  3)   sportwear
                  4)   Active sportwear
                  5)   Work clothes

            4.   Jenis- Jenis Produk Fashion    
                  a.   Pakaian wanita
                  b.   Pakaian Pria
                  c.   Pakaian anak laki-laki
                  d.   Pakaian anak perempuan
                  e.   Pakaian bayi
                  f.    Perlengkapan bayi
                  g.   Perlengkapan kecil bayi
                  h.   Perlengkapan makan bayi
                  i.    Perlengkapan main bayi
                  j.    Tolletris
                  k.   Aksesoris
                  l.    Tas wanita
                  m.  Tas pria
                  n.   Sepatu dewasa wanita
                  o.   Sepatu dewasa pria
                  p.   Sepatu anak perempuan
                  q.   Sepatu anak laki-laki
                  r.    Kosmetik
            5.   Ukuran- Ukuran Produk Fashion
            a.         Pakaian Wanita
                  1)   Small ( S)                 : 7
                  2)   Middle(M)               : 9
                  3)   Large(L)                   : 11
                  4)   Extra Large (XL)     : 13
                  5)   Triple Large ( LLL)  : 15
            b.   Pakaian Pria
                  1)   Small ( S)                 : 14
                  2)   Small Middle(M)     : 14 1/2
                  3)   Middle (M)              : 15
                  4)   Middle Large(ML    : 151/2
                  5)   Large (L)                  : 16
                  6)   Extra Large (XL)     : 16 1/2
                  7)   Triple Large (LLL)   :  17
            c.   Pakaian anak usia 2-12 tahun
                  1)   Small ( S)                 : 4
                  2)   Middle(M)               : 5
                  3)   Large(L)                   : 6
                  4)   Extra Large (XL)     : 7
            d.   Pakaian bayio usia 0-24 bulan 
                  1)   Small ( S)                 : menurut usia bayi
                  2)   Middle(M)               : menurut usia bayi                                                                                             3)      Large(L)       : menurut usia bayi
            e.         Sepatu wanita dewasa dari u kuran 36-40
            f.    Sepatu pria dewasa dari ukuran 38-44
            g.   Sepatu anak dari ukuran 13-55
            h.   Sepatu bayi dari ukuran 2-6

            6.   Kriteria Pemilihan da Elemen Desain Fashion
                  a.   Warna
                        1)   Warna merupakan aspek dari pakaian atau askesoris yang direspon pertama kalinya oleh calon konsumen
                        2)   Konsumen fashion berhubungan secara pribadi dengan warna
                              Beberapa diantaranya berhubungan dengan segi kehidupan dan
                              kebudayaan, seperti penjelasan sebagai berikut;
                              a. Masyarakat perkotaan dengan masyarakat perdesaan tidak
                                  sama dala keinginanya terhadap warna
                              b. menurut Ginio Stephen Frings, dalam fashion from concept
                                  to consumer, warna dapat juga dibedakan berdasarkan iklim,
1.      warna merah dan hijau untuk musim dingin
2.      warna pastel untuk musim semi
3.      warna putih untuk musim panas
                        Dalam pengkajian mengenai dimensi, warna mempunyai tiga dimensi sebagi berikut,
1)      Hue
Adalah istilah yang berkaitan dengan warna itu sendiri yang biasa dikenal sebagai warna merah diantara hijau dan biru
2)      value
adalah istilah warna yang berkaitan dengan kekuatan cahaya dari warna tersebut.
3)      Itensity
adalah istilah yang berhubungan dengan tingkat kecerahan warna sebagai akibat dari perbedaan cerah dan pucatnya warna karena perbedaan komposisi air.
                        Dalam warna terdapat sifat warna , yaitu kesamaan yang ditimbulkan oleh warna tersebut,
1)      Warna colour
adalah warna –warna yang dapat menimbulkan kesan hangat atau panas misalnya;
a. warna merah mengesankan cinta, romantisme, bahaya, gairah
b. warna kuning mengesankan kecerahan, kegembiraan,
    persahabatan dan optimisme.
                                                                                         
2)      Cool colour
Adalah kelompok warna dingin yang biasanya diasosiasikan dengan alam, seperti pohon, laut, langit misalnya;
a. warna biru bersifat menenagkan
b. warna hijau bersifat mengesankan kedamaian, ketenangan,
    sejuk dan sepi,
c. warna ungu mengesankan mewah, agung dan dramatic.
                        3)   Neturals
                              Adalah warna-warna yang cenderung tidak memancing
                              Perhatian.Warna ini biasanya dipakai untuk mejembatani warna
                              dalam mengkomposisikannya, misalnya;
                              a. beige(senada dengan warna krem)
                              b. coklat, putih, abu-abu, da hitam.
                  b.   Tekstur
                        1.   Tekstur merupakan sifat permukaan kain atau aksesori yang
                              sangat berhubungan dengan penampilan rasa dan kenyamanan.
                        2.   Permukaan kain dapat bersifat licin, polos, kasar atau
                              gelombang
                        3.   Tekstur berkaitan dengan efek yang ditimbulkan oleh
                              karakteristik serat kain, struktur tenun, anyaman kain, rajur,
                              serta efek dari teknologi penyemurnaan
                  c.   Style atau Gaya
                        Style atau gaya adalah karakter atau cirri-ciri khusus yang
                        membedakan satu produk fashion dengan produk yang lainnya dan
                        mempengaruhi opini konsumen tentang suatu gaya yang sedang
                        popular.Elemen-elemennya terdiri atas garis, bentuk, dan detail
                  d.   Pemilihan praktis produk fashion
                        Harga merupakan pertimbangan utama bagi para pembeli. Kondisi
                        dan penampilan sebuah produk fashion akan dihubungkan dengan
                        harga yang dicantumkan.
                  e.   Pengepasan dan kamar pas(fit and fitting room)
                        Pengepasan adalah mencoba dalam memilih produk fashion karena
                        ukuran tidak menjamin kenyamanan saat dikeneakan.                      
                  f.    Kepantasan(appropriateness)
                        Kepantasan dianggap penting apabila dikaitkan dengan tujuan
                        khusus penawaran produk fashion yang sesuai dengan gaya hidup
                        konsumen.
                  g.   Merk( brand)
                        Merk merupakan sebuah cara untuk mengidentifikasikan sebuah
                        Produk.
                  h.   Ketahanan dan keperawatan bahan atau kain
                        Katahanan dan perawatan bahan kain sangat diutamakan kerana
                        konsumen todak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk perawatan.
                  i.    Kerapian
                        Kerapian, suatu produk dapat dilihat dari kualitas konstruksi
                        jahitan dan finishing-nya
                                                                                                                       
                  7.   Jenis-jenis kain
                        a.      Serat alam
                              * Serat selulosa
                              * Serat protein
                              * Serat mineral
                        b.   Serat buatan
                              * Serat setengah buatan
                              * Serat sintetis
                  8.   Sifat –Sifat Serat Kain
                        a.   Kekuatan
                        b.   Mulur dan elastisitas
                        c.      Daya serap
                        d.   Keliatan
                        e.      Kekuatan
                        f.    Ktahanan kimia
               9.      Pemeliharaan Pakain Jadi
                        a.   Label pemeliharaan system Amerika
                        b.  Label pemeliharaan system Kanada
                        c.      Label pemeliharaan system Eropa
                        d.   Label pemeliharaan system Inggris
                        e.      Label pemeliharaan system Indonesia

E.  SOP ( Standar Operating Procedure) Penataan Produk Fashion     
               1.      Prinsip Penataan
                        Prinsip penataan barang fashion meliputi;
                        a.      Penataan Barang Baru
                        b.   Penataan barang-barang tidak lengkap(ukuran,model,warna)
                        c.      Penggunaan wagon display
                        d.   Penggunaan fixture kombinasi antara rak-rak dan T-stand
                        e.      Penggunaan bracket dan book khusus pilar
                        f.    Apabila stock barang sedang dalam keadaan menurun atau
                              sedikit
                        g.   Pemajangan sepatu dan sandal pria wanita, pemajangan sepatu
                              anak, pemajangan sepatu bayi,pemajangan tas, pemajangan ikat
                              pinggang, dan pemajangan aksesoris.
               2.      Labelling
                        Langkah pertama dalam melakukan visual merchandising dengan
                        pendisplay-an barang fashion adalah pelabelan.Sebagai contoh,
                        akan diambil pelabelan pada produk fashion, yaitu sebagai berikut;
                        a.      sebelum label ditempatkan, periksa apakah hal-hal berikut ini sesuai antara produk dengan labelnya.
                              * Brand ( merek)
                              * Article(tipe)
                              * Size ( ukuran )
                        b.   Penempelan label secara umum adalah pada bagian sebelah kanan atas facing(muka atau depan)suatu produk.
                        c.      Untuk barang-barang yang menggunakan hang tang(gantungan)
                        d.   Untuk produk-produk tertentu berlaku kondisi khusus
      3.   Display
                        Langkah kedua dalam visual merchandising penataan barang
                        fashion adalah pen-display-an.Langkah-langkah pen-display-an
                        produk fashion diantaranya;
                        a.      Kriteria display barang fashion
                              Display pemajangan produk fashion mempunyai beberapa criteria yaitu sebagai berikut;
                           * sederhana, dapat menerik perhatian pembeli untuk masuk
                                 Toko
                              * mempunyai dampak yang dapat dirasakan serasi dengan
                                 keadaan ditoko.
                              * mempunyai kemampuan untyuk membujuk pembeli dan mempengaruhi mereka untuk membeli.
                              * pemajangan VM yang baik antara 2-3 minggu.Hala ini bertujuan untuk menghindari kebosanan.
                        b.   Teknik Pemajangan
                              * berdasarkan warna
                              * penggunanan rak
                              * penggunanan gantungan atau hanger
                              * penggunanan lemari kaca atau showcase
               4.      Visual Presentation dan Medianya
                        Penggunanan visual presentation(sarana-saran display) harus tepat
                        Dan benar diantara sarana-sarana tersebut adalah sebagai berikut;
                        a.      Show window atau window display, yaitu suatu ruangan yang
                              berfungsi sebagai media display atau pemajangan sebagai besar
                              barang-barang yang ada ditoko.
                        b.   Center point, dilihat dari fungsinya sama dengan window,
                              hanya lokasinya berada didalam toko dan dimanfaatkan sebagai
                              media untuk memvisualisasikan barang yang mewakili setiap
                              departemen tertentu.
                        c.      Stage display,yaitu media visualisasi barang disetiap bagian
                              dalam departemen tertentu.
                        d.   Vocal point, yaitu media yang dipaki untuk memvisualisasikan
                              setiap produk dimasing-masing bagian.
                        e.      Wall display, yaitu dinding yang difungsikan sebagai vocal
                              dengan varisai penggunaan media ram display, body display
                              dll.
               5.      Alat Bantu Display Fashion
                        Alat Bantu display produk fashion adalah sebagai berikut;
                        *    Fixture
                        *    T- stand
                        *    Gawang
                        *    Hanger
                        *    Dress making
                        *    Swastika
                        *    Showcase
                        *    Hambalan
                        *    Wagon
                        *    Tabel presentation
                        *    Manequine
                        *    Torso
                        *    Plat from
                        *    Water fall
                        *    Black wall
                        *    Fitting room
                        *    Bracket
                        *    Singel book


F.   Keterampilan dalam Memonitor Penataan atau Dsplay Produk
               Keterampilan yang harus dimiliki dalam memonitor penataan produk, yaitu sebagai berikut;
               1.      Mengevalusi Display Produk Sesuai Perencanaan
                        Mengevaluasi display produk adalah dapat dilakukan dengan cara
                        menilai ulang yang disesuaikan dengan perencanaan,perlengkapan,
                        peralatan, tempat, dan produk yang di-display dengan teknik yang
                        digunakan.
               2.      Mengidentifikasi Kerusakan atau Perubahan pada Display Produk
                        Mengidentifikassi kerusakan atau perubahan pada display dapat
                        dilakukan denga cara menyusun, dan mengelompokkan barang dari
                        segi kerusakan atau perubahan.
               3.      Mengatasi Setiap Perubahan pada Display.
                        Mengatasi setiap perubahan pada display, dapat dilakukan denga
                        penataan ulang terhadap display yang rusak dan berubah dari
                        perencanan.
G.  Sikap dalam Memonitor Penataan atau Display Produk
                        Sikap-sikap yang dibutuhkan saat memonitor penataan produk dijelaskan sebagai berikut;
               1.      Cermat
                        Pelayanan saat memonitor display produk haruslah cermat, di
                        antaranya dengan cara:
                        a.      Identifikasi barang dengan benar
                        b.   Berdiri, duduk, dan gerakan sesuai kebutuhan
                        c.      Lakukan seperti baru pertama kali, dan
                        d.   Berikan perhatian terhadap display produk
               2.      Telti
                        Pelayan harys teliti dalam memonitor penataan produk. Di antarany
                        dapat dilakuakan dengan cara;
                        a.      Perhatikan setiap proses yang dilaksanakan
                        b    Amati dengan saksama barang yang telah ditata, dan
                        c.      Periksa barang dan dokumen-dokumen barang yang ditata apakah telah dipasangkan
               3.      Bertanggung Jawab
                        Pelayan harus bertanggung jawab dalam memonitor penataan
                        produk  sesuai dengan tingkat wewenagnya pada perusahaan
                        tersebut. Di antaranya dengan;
                        a.      menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega
                        b.   disalurkan pada petugas yang berwenag diperusahaan, dan
                        c.      meneruskan kembali proses penataan dengan benar.










































BAB III
Menjaga Display Produk Agar Tetap
Sesuai dengan Standar
Perusahaan danPerencanaan


A.  Undang –Undang No, 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen      
                        Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, pasal 7 Undang-Unadang
               No. 8 Tahun 1999 pada intinya adlah sebagai perilaku usaha mempunyai
               kewajiban untuk beritikad baik dalam kegiatan usahanya, bersedia
               memberikan informasi yang benar, jelas, jujur, siap melayani konsumen
               tanpa diskriminatif menjamin untuk barang dan jasa yang diproduksi.
               1.      Perbuatan yang Dilarang bagi Pelaku Usaha
                        Pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau memperdagangkan
                        barang dan atau jasa yang terdapat dalam pasal-pasal berikut;
                        a.      Pasal 8
                              1.   Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang
                                    dipersyaratkan dan ketetntuan peraturan perundang-undang.
                              2.   Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang rusak,
                                    cacat, atau bekas dan tercemar tanpa memberikan informasi
                                    secara lengkap dan benar atas barang dimaksud.
                              3.   Pelaku usaha dialrang memperdagangkan persedian farmasi
                                    dan pangan yang rusak cacat, atau bekas dan tercemar tanpa
                                    memberikan informasi secara lengkap dan benar .
                              4.   Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1)
                                    Dan( 2) dilarang memperdagangkan barang dan jasa
                                    tersebut dan wajib menariknya dari peredaran.
                        b.   Pasal 9
                              1.   Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan,
                                    mengiklankan suatu barang dan atau jasa secara tidak
                                    benar.
                              2.   Barang dan atau jasa sebagaimana yang dimaksud ayat (1)
                                    Dilarang untuk diperdagangkan.
                              3.   Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ayat
                                    (1)   dilarang   melanjutkan    penawaran,   promosi,   dan
                                    pengiklanan barang dan jaa tersebut.
                        c.      Pasal 10
                              Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan jasa yang ditunjuk untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan,
                              Mengiklankan atau membaut pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan
                        d.   Pasal 11
                              Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melelui cara  obral atau lelang, dilarang mengelabui atau menyesatkan konsumen
                                                                                                                          
                        e.      Pasal 12
                              Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan suatu barang dan atau jasa dengan harga atau tariff khusu dalam waktu dan jumlah tertentu jika pelaku usaha tersebut tidak bermaksud untuk melaksanakannya sesuai dengan waktu dan jumlah yang ditawarkan, dipromosikan atau diiklankan.
                        f.    Pasal 13
                              1.   Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau
                                    mengiklankan suatu barang dan atau jasa dengan cara
                                    menjanjikan pemebrian hadiah berupa barng atau jasa lain
                                    secara Cuma-Cuma dengan maksud tidak memberikannya
                                    atau memberikan tidak sebagaiman yang dijanjikannya.
                              2.   Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau
                                    Mengiklankan obat, obat tradisional, suplemen makan, alat
                                    kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan denga cara
                                    menjanjikan pemberian hadiah berupa barang dan jasa lain.
                        g.   Pasal 14
                              Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan atau jasa yang
                              ditujukan diperdagangkan dengan memberikan hadiah melalui
                              cara undian.
                        h.   Pasal 15
                              Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan atau jasa dilarang
                              melakukan dengan cara pemaksaan atau cara lain yang dapat
                              menimbulkan gangguan, baik fisik maupun psikis terhadap
                              konsumen.
                        i.    Pasal 16
                              Palaku usaha dalam menawarkan barang dan atau jasa melalui
                              pesanan dilarang untuk;
                              1.   tidak menepati pesanan dan atau kesepakatan waktu
                                    penyelesaian sesuai denga yang dijanjikan
                              2.   tidak menepati janji atas suatu pelayanan da atau prestasi
                        j.    Pasal 17
                              1.   Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan
                              2.   Pelaku usaha periklanan dilarang melanjutkan peredaran
                                    iklan yang telah melanggar peraturan pada ayat (1)
              
               2.      Ketentuan Perncantuman Klausula Baku (Pasal 18)
                        a.      Pelaku uasaha dala menawarkan barang dan atau jasa yang dipertunjukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen
                        b.   Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas atau yang pengungkapannya sulit dimengerti
                        c.      Setiap klausula baku yang ditetapkan oleh pelaku usaha pada konsumen atau pada perjanjian yang memenuhio ketentuan sebagai dimaksud pada ayat(1)dan ayat(2) dinyatakan batal demi hukum.
                                                                                                                          
                        d.   Pelaku usaha wajib menyelesaikan klausula baku yang bertentangan dengan undang-undang ini.

               3.      Tanggung Jawab Palaku Usaha
                        a.   Pasal 19
                              1.   Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi
                                    atas kerusakan, pencemaran dan atau kerugian konsumen
                                    akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan
                                    atau diperdagangkan.
                              2.   Ganti rugi sebgaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
                                    Pengembalian barang dan atau jasa yang sejenis atau serta
                                    nilainya atau perawatan kesehatan dan atau pemberian
                                    santunan yang sesuai dengan ketetntuan peraturan
                                    perundang-undang yang berlaku.
                              3.   pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7
                                    Hari setelah tanggal transaksi
                              4.   Pemberian ganti rugi sebagaimana diamksud pada aayt (1)
                                    dan ayat (2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya
                                    tuntutan pidana berdasarkan pembuktian labih lanjut
                                    mengenai adanya unsure kesalahan.
                              5.   Ketentuan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
                                    Tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan
                                    bahwa kesalahan tersebut kesalahan konsumen.
                        b.   Pasal 20
                              Pelaku usaha periklanan bertantungg jawab atas iklan yang diproduksi dan segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersbt
                        c.      Pasal 21
                              1.   Importir barang bertanggung jawab sebagi pembuat barang
                                    Yang   diimpor   apabila  importasi   barang   tersebut tidak
                                    dilakukan oleh agen atau perwakilan produsen luar negeri.
                              2.   Importir jasa bertanggung jawab sebagi penyedia jasa asing
                                    Apabila penyediaan jasa asing tersebut dilakukan oleh agen
                                    atau perwakilan penyedia jasa asing.
                        d.   Pasal 22
                              Pembuktian terhadap ada tidaknya unsure kesalahan alam kasus
                              Pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (4) pasal 20
                              dan   pasal 21   merupakan   beban  dan tanggung jawab pelaku
                              usaha   tanpa   menutup   kemungkinan  bagi   jaksa  melakukan
                              pembuktian .
                        e.      Pasal 23
                              Pelaku usaha yang menolak dan atua tidak memberi tanggapan
                              dan atau tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen
                              sebagaimana dimaksud pasal 19 ayat(1), (2), (3) dan (4) dapat
                              digugat melalui badan penyelesaian badan sengketa konsumen
                              atau mengajukan kebadan peradilan ditempat kedudukan
                              konsumen.
                        f.    Pasal 24
                              1.   Pelaku usaha yang menjual barang atau jasa kepada pelaku
                                    usaha  lain  bertanggung  jawab atas tuntutan ganti rugi dan
                                    gugatan konsumen.
                              2.   Pelaku   usaha   sebagimana    pada ayat(1) dibebaskan dari
                                    tanggung   jawab   atas   tuntutan   ganti   rugi   dan gugatan
                                    konsumen  apabila  pelaku usaha lain yang membeli barang
                                    dan  atau  jasa  menjual  kembali kepada konsumen dengan
                                     melakukan   perubahan   atas barang dan atau jasa tersebut.
                        g.   Pasal 25
                              1.   Pelaku usaha yang memproduksi barang yang pemanfaatan
                                    Berkelanjutan   dalam  waktu sekurang-kurangnya 1 Tahun
                                    Wajib   menyediakan   suku   cadang   dan    atau    fasilitas
                                    Purnajual   dan    memenuhi   jaminan   atau   garansi sesuai
                                    dengan yang dijanjikan.
                              2.   Pelaku    usaha   sebagaimana   dimaksud   pada    ayat   (1)
                                    bertanggung   jawab   atas   tuntutan   rugi dan atau gugatan
                                    konsumen.
                        h.   Pasal 26
                              Pelaku   usaha  yang  memperdagangakan jasa wajib memenuhi
                              Jaminan    dan    garansi    yang    disepakati    dan    atau   yang
                              diperjanjikan.
                        i.    Pasal 27
                              Pelaku   usaha   yang   memproduksi   barang   dibebaskan dari
                              tanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen.
                        j.    Pasal 28
                              Pembuktian   terhadap   ada   tidaknya  unsure kesalahan dalam
                              Gugatan   ganti   rugi   sebagaimana   dalam pasal 19,22,dan 23
                              merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha.
                             
                              Maksud dan tujuan pengawasan peredaran barang dan jasa antara lain sebagai berikut;
                        a.      Mengangkat   harkat   dan   martabat   konsumen  dengan cara
                              menghindarkannya dari  ekses  negative  pemakian  barang dan
                               atau jasa yang beredar dipasar.
                        b.   Menumbuh   kembangkan   pelaku   usaha   yang    jujur   dan
                              bertanggung jawab
                        c.      Mendorong  tersedianya  barang  yang  sesuai  dengan   standar
                              mutu  dan   persyaratan  yang   diwajibkan  mutu sesuia Standar
                              Nasional Indonesia (SNI) Wajib.
                        d.   Menciptakan iklim berusaha yang sehat didalam negri
                        e.      Pengamanan pasar dalam negeri.
                        f.    Mengurangi beredarnya barang impor laegal
                        g.   Menarik Investor
                        h.   Meningkatkan persaingan usaha dan menghindari praktik
                              monopoli.
                                                                                                                         
                              Pengawasan barang dan jasaa yang beredar dipasar didasarkan atas hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berikut ini;
                        a.      Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
                              Konsumen.
                        b.   Peraturan   Pemerintah   Nomor   58    Tahun    2001   tentang
                              pembinaan   dan   pengawasan   Penyelenggaraan Perlindungan
                              Konsumen.
                        c.      Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 634/
                              MPP/Kep/9/2002tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan
                              Barang Beredar dan atau Jasa yang Beredar di Pasar.
                             
                              Kegiatan pengawasan barang dan atau jasa sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 634/MPP/Kep/9/2002 dapat dilakuakan sebagi berikut.
                        a.      Pengawasan  berkala terhadap barang dan jasa yang beredar di
                              pasar  dalam  memenuhi  standar  mutu  produk,  pencantuman
                              label, klausula baku, pelayanan purnajual, cara menjual.
                        b.   Pengawasan   khusus   dilakukan   sebagai   tindak  lanjut   dari
                              pengawasan   berkala,   adanya pengaduan masyarakat/LPKSM
                              yang memerlukan penanganan secara cepat atau adanya dugaan
                              terjadinya tidak pidana di bidang perlindungan konsumen.
                        c.      Penegakan hukum melalui penyidikan dilakukan sebagai tindak
                              lanjuti   dari   hasil   pengawasan   khusus,  adanya   pengaduan
                              masyarakat / petugas  atau  diketahui   tindak   pidana dibidang
                              perlindungan konsumen oleh PPNS.
                        d.   Penyusunan   prioritas   pengawasan   dengan   memperhatikan
                              aspek   keselamatan,   keamanan,  kesehatan  dan  lingkungan,
                              dikonsumsi  dan   atau  digunakan   oleh   masyarakat   banyak,
                              produk  yang  telah  memiliki standar termasuk SNI baik wajib,
                              sukarela,   maupun   standar   lain   yang   dipersyaratkan   oleh
                              pemerintah.
                        e.   Koordinasi  lintas  sektoral baik didaerah maupun dengan pusat
                              dilakukan  dalam   rangka   pelaksanaan  pengawasan  terhadap
                              barang dan atau jasa yang beredar di pasar.
                        f.    Penyedian   SDM,   sarana   penunjang   dalam    mendukung
                              pelaksanaan, pengawasan.
B.  Kode Etik APLI Bagian 2 tentang Perilaku terhadap Konsumen.

                                 Pada  subkompetensi  2  sebelumnya,  telah   membahas kode
                  etik APLI tentang perilaku terhadap konsumen. Dalam  subkompetensi
                  sekarang,   akan    dibahas   perilaku   terhadap  penjual  langsung  dan
                  perilaku antar perusahaan yang melakukan proses penjualan
                  1.   Perilaku terhadap Penjual Langsung
                        a.      Ketaatan penjual langsung
                        b.   Perekrutan
                        c.      Informassi bisnis
                        d.   Pernyataan penghasilan
                        e.      Hubungan
                        f.    Iuran
                        g.   Pemutusan hubungan
                        h.   Persedian produk
                        i.    Penghitungan dan imbalan
                        j.    Pendidikan dan pelatihan
                        k.   Jaminan layanan purnajual
                        l.    Praktik-praktik terlarang
                  2.   Perilaku Antar Perusahaan
                        a.      Azas
                        b.   Bujukan
                        c. Pencemaran nama baik

C.  Segmentasi Pasar, Targeting, dan Positioning
                             
                              Dalam menentukan segmentasi pasar agar pengelompokan pasar dapat berjalan dengan efektif dan mengena.Apabila kita menentukan dari salah satu segmen pasar tersebut, maka akan dapat ditentukan jenis produk dan harga produk yang panas.
                  1.   Segmentasi Pasar
                        Adalah   pengelompokan   pasar   menjadi   kelompok -  kelompok
                        konsumen yang homogen, yang dalam tiap kelompok  dapat dipilih
                        sebagai pasar yang dituju untuk pemasaran suatu produk. Misalnya                                                       dengan penentuan Life style, yaitu sebagai berikut.
                        a.   Life style adalah suatu pola kehidupan  yang  dibentuk  melalui
                              pengaruh-pengaruh psikologis, sosial,  pengalaman  hidup, dan
                              lingkungan dimana orang tersebut berada.
                        b.   Dengan  mengetahui  aktivitas,   kesenangan,  dan  opini  dari
                              konsumen,  memungkinkan  retailer  untuk  memilih  produk -
                              produk   yang   sesuai   dengan   gaya   hidup   konsumen   dan
                              membangun image dari retailer yang bersangkutan
                        c.      Membangun satu jalur produk yang sesuai  dengan  gaya  hidup
                              konsumen.
                        Untuk mengevaluasi produk-produk yang life style maka retailer harus memperhatikan hal-hal berikut;
                        a.      Mengidentifikasi target market berdasarkan gaya hidup
                              konsumen
                        b.   Menentukan life style dari segmen konsumen mana yang sesuai
                              dengan image produk yang ditawarkan
                        c.      Mengevaluasi bagaimana produk-produk yang ditawarkan
                              mampu memberikan kepuasan bagi konsumennya.
                  2.   Targeting(target pasar)
                        Target pasar adalah memeilih kelompok konsumen mana yang
                        akan dilayani.
                  3.   Positioning
                        Setelah dapat ditentukan target pemasarannya dengan pasti
                        kemudian tentukan sikap, tindakan dan kedudukan sesuai
                        tingkatnya melalui sebagai berikut ini;
                        a.      Produk
                        b.   Harga
                        c.   Place
                        d.   Promosi

D.  Pengetahuan tentang Barang
                  Semua produk fresh harus benar-benar dijaga dengan baik karena meiliki masa kadaluwarsa yang relative singkat. Berikut adalah uraian tenetang produk-produk fresh .
                  1.   Vegetable (sayuran)
                        Sayur – mayor diantaranya meliputi;
                        a.      Sayuran daun
                        b.   Sayuran buah dan bunga
                        c.      Sayuran umbi dan akar
                        d.   Sayuran beku
                        e.      Jamur
                  2.   Fresh Fruit ( Bauh)
                        Buah diantaranya meliputi;
                        a.   Buah lokal yaitu buah-buahan dari dalam negeri seperti jeruk
                              bali, slak jogja, durian dsb
                        b.   Buah impor yaitu buah- bauhan yang berasal dari luar negeri.
                              seperti kurma, apel, pear, mangga tahiland dsb
                  3.   Fresh Meat ( Daging)
                        Produk fresh ini memiliki masa kadaluwarsa yang sangat singkat
                        apabila tidak diolah atau dibekukan. Produk ini meliputi;
                        a.      daging ayam
                        b.   daging sapi
                        c.      ikan
                        d.   decatessen
                  4.   Dairy Product
                        Dairy Product yaitu produk susu dan produk yang berasal dari
                        pengolahan susu. Dairy terdiri atas;
                        a.   Dairy lokal misalnya susu mentah,susu cap kuda liar sumbawa
                        b.   Dairy internasional, mislanya youghurt, butter, keju dsb
                  5.   Frozen
                        Frozen yaitu barang-barang yang dibekukan,misalnya
                        a.      daging yang masih segar atau baru datang dari supplier
                        b.   sayuran yang masih segar
                        c.      chicken nugget
                        d.   ice cream dsb

E.  SOP ( Standar Operating Procedure) Penataan Produk Fresh
                        Standar Operating Procedure (SOP) penataan produk fresh tidak jauh berbeda dengan penataan supermarket dan penataan produk fashion. Perbedaanya hanya dalam alat atau tempat pemajangan produk.Selain itu tempat yang digunakan untuk penataan produk fresh ini biasanya dibuat suatu ruangan seperti dapur umum yang lataknya agak jauh dari keramaian. Peralatan dan perlengkapan display departemen fresh yang diperlukan adalah sebagai berikut;
                        1.   Peralatan dan perlengkapan display sayuran
                              a.   Showcase
                              b.   Try nampan
                              c.                     Pisau
                              d.   Talenan
                              e.                     Mesin wrapping
                              f.    Cool room
                              g.   Tali
                              h.   Label
                              i.    POP
                        2.   Peralatan dan perlengkapan display buah-buahan
                              a.                     Showcase
                              b.   Bins
                              c.                     Cool room
                              d.   Label
                        3.   Peralatan dan perlengkapan display daging
                              a.   Showcase 
                              b.   Frozen island
                              c.                     Nampan
                              d.   Es serut
                              e.                     Mangkuk
                              f.    Potongan jeruk nipis
                              g.   Plastik wrapping
                              h.   POP
                              i.    Label
                              j.    Nampan
                        4.   Peralatan dan perlengkapan display dairy
                              a.                     Frozen island
                              b.   Showcase
                              c.                     Rak
                              d.   Tag Harga
                              e.                     Plastik wrapping
                              f.    Chiller
                              g.   Lampu
                              h.   Label




F.   Merancang Lay Out ( Tata Letak) Toko

                        1.   Pengertian Lay Out ( Tata Letak ) dalam Toko
                              Lay Out adalah pemetaan area yang dirancang(design) sebagai tempat menjual suatu barang untuk membantu konsumen berbelanja dan mempengaruhi pencarian barang yang akan dibeli.Adapula barang-barang yang dipajangkan secara tertutup(closed display) dimana konsumen tidak dapat menghamiri, memegang, meneliti, kecuali atas bantuan petugas penjualan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari perncurian,kerusakan, dsb.

                        2.   Fungsi dan Tujuan Lay Out
                              Lay out berfungsi sebagai pengalokasikan tempat perbelanjaan
Dan pengelompokan produk sesuai dengan kategorinya.Adapun tujuan lay out adalah untuk membantu konsumen dalam berbelanja terhadap barang yang di kehendaki.

                        3.   Pengaturan Ruangan
                              Pengaturan ruangan anatar toko tradisional dan toko modern ( departemen store), sangat berbeda. Pengaturan raungan toko tradisonal tidak sebaik toko modern. Toko tradisional tidak memiliki ruangan khusus dan pengelompokan barang. Berbeda dengan departemen store atau toserba, dimana toko tersebut dikelola dengan baik, penempatan dan pengelompokkan barang jelas sehingga konsumen dengan mudah untuk melayani sendiri(self service).
Kategori dan spesifikasi barang disesuaikan dengan jenisnya dan penataan produk sesuai prosedur perusahaan. Berikut ini diuraikan syarat utama dari ruangan yang baik;
               a.            Adanya Ventilasi atau saluran uadara yang baik
               b.   Adanya etalase
               c.            Adanya ruang informasi
               d.   Adanya ruang tempat penitipan barang
               e.            Adanya ruang keamanan
               f.    Adanya ruang pamer yang memadai
               g.   Adanya ruang coba(fitting room)
               h.   Adanya ruang tunggu
               i.    Adanya toilet atau kamar kecil umum
               j.    Adanya ruang administrasi
               k.   Adanya gudang( tempat penyimpanan barang persedian)
                                                                                                                       
                        4.   Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Lay Out
                                   
                              Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata letak dalam toko adalah sebagai berikut;
               a.   Memposisikan produk sesuai dengan kategorinya
               b.   Pembagian area penjualan berdasarkan pengelompokan produk
               c.   Penempatan posisi kassa berada dipintu keluar
               d.   Tata letak yang satu dengan yang lain dibatasi dengan lorong
                     minimal 120 cm
               e.   Tata letak rak diatur dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak
                     terlihat ada area yang kosong.

G.  Merawat Display Produk Agar Bersih dan Rapi
                                    Dalam merawat display produk,khusunya departemen fresh memperhatikan keadaan disekelilingnya. Perawatan ini tidak hanya perawatan produk saja, tetapi juga meliputi semua kegiatan dalam perdangan, misalnya perawatan counter , alat display, ruangan dan sebagainya.
              
               1.   Perawatan Sayuran    
                     Perawatan sayuran adalah sebagai berikut;
                     a.            Showcase dan ruangan persiapan tidak boleh kotor dan berbau
                     b.   Nampan, pisau, talenan, mesin wrapping dan perlengkapan lainya
                           harus bersih dan disimpan pada tempatnya.
                     c.            General cleaning seminggu sekali untuk counter dan ruang
                           persiapan.
                     d.   Menjaga suhu showcase dan cool room
                     e.            Membuat produk olahan
                     f.    Mencatat pemusnahan barang dan perubahan bentuk setiap hari
               2.   Perawatan Buah- Bauahan
                     Perawatan buah-buahan adalah sebagai berikut
                     a.            Showcase,  bins,  cool room  dan  ruangan  persiapan harus selalu
                           dalam keadaan bersih dan tidak bau
                     b.   Semua  perlengkapan  yang  telah digunakan dibersihkan kembali
                           dan disimpan ditempatnya
                     c.            Dalam  penyimpanan  stok harus memperhatikan arus perputaran
                           barang (FIFO), ketahanan penyimpanan suhu dan mencantumkan
                           tanggal penerimaan barang paada dus atau peti.
                     d.   Membuat  produk olahan dan special prize dengan memanfaatkan
                           produk  yang sudah tidak layak pajang tetapi masih layak makan.
                     e.            Mencatat pemusnahan dan perubahan bentuk
               3.   Perawatan Daging
                     Perawatan daging dapat dilakuakan sebagi berikut;
                     a.            Daging   yang dijual sebaiknya berasal dari rumah potong hewan
                           yang   berizin   resmi   sesuai   dengan   standar  pemotongan dan
                           sertifikat halal.
                     b.   Produk  yang  dijual  harus  memenuhi  standar  kesehatan,  tidak
                           mengandung   penyakit,  busuk,  tidak  beracun, dan  tidak  kotor.
                     c.            Daging  sapi  dijual  sesuai  dengan  bentuk  yang   dikenal   peta
                           daging, misalnya has dalam, sengkel, dsb
                     d.   Daging ayam dijual berupa potongan atau utuh
                     e.            Menjual  berbagai  jenis  lokal  maupun  impor  dengan  berbagai
                           variasi,  misalnya  daging  yang  sudah  diolah dan diberi bumbu,
                           daging yang sudah di –slice, dsb.
                     f.    Produk  yang  diterima  dari  supplier  harus  memenuhi  standar
                           kualitas supermarket.
                     g.   Produk  yang  diterima  dari  supplier harus segera diproses, baik
                           untuk distok maupun untuk dipajang.
                     h.   Untuk daging ayam, ikan,dan sosis dapat dicuci denga aiar dingin
                           kecuali daging sapi tidak boleh dicuci
               4.   Perawatan Dairy
                     Perawatan produk dairy dpat dilakukan sebagai berikut;
                     a.            Pada  saat  memajang  ulang atau pengisian, periksa dengan  teliti
                           tanggal kedaluwarsanya.
                     b.   Perhatikan kelayakan produk
                     c.            Setiap produk ada petunjuk harga
                     d.   Untuk  produk  cooked  food  harus  selalu ditutup dengan plastic
                           wrapping.
                     e.            Dilabel  produk  tertera  izin Depkesnya seperti MD, MI, dan SP
               5.   Perawatan Display Produk secara Umum
                     Pada display produk harus disesuaikan antara perawatan dan
                     penyimpanan barang dagangan sehingga memudahkan pegawai
                     untuk hal-hal berikut;
                     a.            Melakukan  pengecekan  keadaan  dan jumlah persediaan barang
                     b.   Pemilihan dan pencarian barang yang diperlukan
                     c.            Pengambilan barang persediaan
                     d.   Penambahan penataan barang persediaan
                     e.            Memelihara barang secara baik
                     Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merawat barang
                     dagangan diantaranya seperti berikut;
                     a.            Menyediakan tempat yang memenuhi syarat
                     b.   Menyediakan tempat yang sesuai
                     c.            Menyimpan barang sesuai jenis dan golongannya
                     d.   Memberikan penerangan yang cukup
                     e.            Mengatur suhu
                     f.    Menempatkan petugas khusus
                     g.   Menjaga kebersihan dan keamanan barang yang disimpan
                     h.   Menempatkan atau memasang alat untuk keadaan darurat.
                     i.    Membuat kartu laporan keadaan tempat dan barang dalam jangka
                            waktu penyimpanan
               6.   Merawat Keserasian dan Kebersihan Ruangan
                     a.            Mengatur hiasan dan keserasian ruangan
                           Hiasan yang akan dipasang hendaknya disesuaikan seperti;
                           1.   Luas ruangan
                           2.   Warna cat dinding
                           3.   Keadaan ruangan baik interior maupun eksterior
                     b.   Menjaga kebersihan ruangan
                           Hal - hal   yang   harus   diperhatikan  dalam  kebersihan ruangan
                           adalah sebagai berikut;
                           1.   Meneydiakan tempat pembuangan sampah.
                           2.   Pasanglah   poster   atau   plang   berupa   himbauan   tentang
                                 menjaga   kebersihan.
                           3.   Apabila  ada konsumen atau pelanggan yang tidak memenuhi
                                 Peraturan kebersihan, maka berikanlah teguran, tetapi dengan
                                 Cara halus
                           4.   Menugaskan karyawan khusus dalam bidang kebersihan.
               7.   Perawatan Counter secara Umum
                     Perawatn counter yang baik  dapat dilakukan dengan cara berikut ini;
                     a.      Lakukan penyemprotan secara rutin agar terhindar dari bau busuk                                                debu, dan pencemaran lainnya seperti serangga, tikus, dan kecoa
                           sel;ainitu pada counter perlu adanya ventilasi yang cukup.
                     b.   Mempunyai   saluran   pembuangan   yang   cukup   dan   mudah
                           dibersihkan. 
                     c.      Ruang  display,  ruang  produksi,  dan ruang penyimpanan secara
                           rutin  dibersihkan  setiap  hari  dapat  menggunakan detergen dan
                           desinfektan.
                     d.   Tersedia tempat sampah
                     e.      Lakukan daily  cleaner  untuk  semua  perlatan   dicounter  fresh
                     f.    Bersihkan showcase, cool storage dan alat Bantu lainnya sebagai
                           penghias counter setiap minggu.     



                           Selain hal-hal diatas, dalam merawat counter juga harus
                     memperhatikan hala-hal sevagai berikut;
                     a.      Perawatan
                     b.   Sanitasi
                     c.      Receiving
                     d.   Transfer dan retur
                     e.      Shrinkage
                     f.    Survey
                     g.   Monthly report
               8.   Perawatan Stok ( Persedian ) Barang           
                     Prosedur penanganan stok barang digudang yang harus dilakuakan
                     adalah;
                     a.      Menentukan golongan barang
                     b.   Menentukan subgolongan barang
                     c.      Menentukan merek atau cap dagang barang
                     d.   Menentukan spesialisasi lain
                     Cara penyimpanan untuk stok barang dilakukan dengan cara berikut;
                     a.      Penyimpanan frozen atau beku
                     b.   Penyimpanan di showcase chiller
                     c.      Produk  yang sudah beku dipajang hendaknya dinormalkn dahulu 
                     d.   Hindarkan  pembekuan  kembali  setelah daging beku dilumerkan

                                                                                                                          
H.  Merancang Display Produk Agar Tetap Konsisten terhadap Perencanaan
      Penataan Produk.
                     Setiap  barang fresh yang akan di-display harus teliti terlebih dahulu,
               Agar  tidak  terjadi penyimpangan dari standar prosedur perusahaan atau
               SOP.  Agar   display   produk  tetap  konsisten  terhadap   perencanaan
               penataan produk, maka perhatikanlah hal-hal berikut ini;
               a.      Agar terhindar dari bau busuk, debu, dan pencemaran lainnya, seperti
                     serangga,  tikus,  dan  kecoa  maka  lakukanlah penyemprotan secara
                     rutin  pada  display  atau  counter  dan  perlu  adanya  ventilasi  yang
                     cukup.
               b.   Mempunyai saluran pembuangan yang cukup dan mudah dibersihkan
               c.      Ruang  display,  ruang produksi, dan ruang penyimpanan secara rutin
                     dibersihkan setiap hari, dapat menggunakan detergen dan desinfektan
               d.   Tersedia tempat pembuangan sampah, gunakan plastic sampah untuk
                     mempermudah.
               e.      Lakukan daily cleanes untuk semua peralatan discounter fresh
               f.    Bersihkan showcase, cool storage,dan alat-alat Bantu sebagai
                      penghias counter setiap minggu
               g.   Kebersihan counter merupakan hal yang utama karena biasakan
                     bekerja dimulai dengan tempat yang bersih.            
               h.   Lakukan pembersihan terhadap rak, nampan, tag harga, dsb
               i.    Lakukan kebersihan mingguan terhadap showcase, chiller, kisi-kisi
                     udara, dan kolongan-kolonganya
               j.    Periksalah suhu showcase 2 sampai dengan 4 derajat Celcius dan
                     Frozen island 16 sampai 24 derajat Celcius.
               k.   Periksalah lampu jangan sampai ada yang tidak menyala

I.    Menyusun Display Mengikuti Standar Perusahaan   
               Untuk   menyusun  display   agar  sesuai  dengan   standar   perusahaan
               maka Lakukanlah cara sebagai berikut;
               1.   Perencanan Pen-display-an
                     Hal ini dapat dilakukan dengan cara;
               a.      memilih segmen , target, dan positioning pasar,
               b.   memilih jenis dan spesifikasi barang yang akan ditata
               c.      menata barang sesuai SOP perusahaan
               d.   Pelabelan
               e.      mempersiapkan peralatn display
               f.    pen- display-an
               g.   melaksanakan kode etik APLI dan  memperhatikan  Undang-Undang
                     No.  8 Tahun  1999  Pasal  7  tentang  Perlindungan  Konsumen.
               2.   Monitor Hasil Pen- display-an           
                     Hal yang dapat dilakukan dengan cara:
               a.      evaluasi display produk sesuai perencanaan
               b.   identifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk
               c.      mengatasi setiap perubahan pada display produk
               3.   Jagalah Display Agar Tetap Sesuai Standar Perusahaan dan
                     Perencanaan
                     Hal ini dapat dilakukan dengan cara;
               a.      merawat display produk agar tetap bersih dan rapi
               b.   merancang display produk agar tetap konsisten terhadap perencanaan
                     penataan produk.
               c.      menyusun display mengikuti standar perusahaan.

J.   Sikap Yang Dibutuhkan dalam Menjaga Display Produk Agar Tetap
      Sesuai dengan Standar Perusahaan dan Perencanaan  
            Sikap-sikap yang dibutuhkan saat memonitor penataan produk dijelaskan
               sebagai berikut;
               1.      Cermat
                        Pelayanan  saat  memonitor   display  produk  haruslah  cermat,  di
                        antaranya dengan cara:
                        a.      Identifikasi barang dengan benar
                        b.   Berdiri, duduk, dan gerakan sesuai kebutuhan
                        c.      Lakukan seperti baru pertama kali, dan
                        d.   Berikan perhatian terhadap display produk
               2.      Telti
                        Pelayan harys teliti dalam memonitor penataan produk. Di antarany
                        dapat dilakuakan dengan cara;
                        a.      Perhatikan setiap proses yang dilaksanakan
                        b    Amati dengan saksama barang yang telah ditata, dan
                        c.      Periksa barang dan dokumen-dokumen barang yang ditata apakah telah dipasangkan
               3.      Bertanggung Jawab
                        Pelayan  harus   bertanggung  jawab  dalam  memonitor   penataan
                        produk   sesuai   dengan  tingkat   wewenagnya   pada   perusahaan
                        tersebut. Di antaranya dengan;
                        a.      menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega
                        b.   disalurkan  pada  petugas  yang  berwenag  diperusahaan,  dan
                        c.      meneruskan kembali proses penataan dengan benar.